Sunday, November 10, 2013

Tentang Kita, Taubat, dan Ampunan Allah

BismiLlaahirRahmaaniRahiim

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”
(QS:At-Tahrim:8)

AlhamduliLlaah washshalaatu wassalaamu 'alaa RasuuliLlaah wa laa hawlaa wa laa quwwataa illaa biLlaah, 'amma ba'du

Sahabat,
Seiring bergulirnya waktu, adalah sebuah keniscayaan bila langkah hidup kita tersandung, bahkan jatuh tersuruk, tersungkur dalam dosa dan kesalahan. Bukan tidak mungkin pula kaki kita terpeleset dari jalan yang lurus hingga kita jatuh dalam arus sungai kemaksiatan.

Namun Allah subhanaHu wa ta'aala dengan segenap kasih sayang Nya, justru menetapkan karakteristik orang yang bertaqwa kepada orang beriman yang berbuat dosa, melakukan kesalahan, namun segera ingat pada Nya, segera bertaubat pada Nya dan tidak meneruskan perbuatan dosa dan kesalahan tersebut. Sebagaimana tercantum dengan indah dalam rangkaian surah Ali 'Imran ayat 133-135,

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui."
(QS: Ali 'Imran:133-135)

Bahkan Allah subhaanaHu wa ta'aala menyatakan kesukaan Nya pada orang-orang yang bertaubat kembali pada Nya sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 222,

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."

Dari sinilah maka muncul ungkapan para 'ulama salaf (terdahulu) yang terasa agak aneh, sebagaimana dikutip oleh Ibnul Qayyim Al-Jawziyah dalam kitab Madarijus Salikin, "Adakalanya seorang hamba berbuat dosa, namun masuk surga. Dan adakalanya seseorang mengerjakan ketaatan, namun masuk neraka"

SubhanaLlaah, sungguh sebuah ungkapan yang memiliki makna sangat mendalam. Pemahaman yang benar dari ungkapan di atas adalah, orang yang berbuat dosa dan kesalahan kemudian dia bertaubat, mengakui kesalahannya, menyesal dengan penyesalan yang mendalam, berusaha sekuat tenaga untuk tidak meneruskan kesalahan tersebut kemudian disusul dengan beragam bentuk ketaataan, maka yang demikianlah yang akan diganjar ampunan dan surga Allah yg Mahaindah.

Sedangkan ada seseorang yang tampak berbuat ketaatan, sementara dengan perbuatan ketaatannya itu justru dia tertipu oleh halusnya bisikan syaithan untuk merasa sombong, 'ujub, takabbur, merasa dirinya lebih baik dari orang lain, merasa ketaatan yang dia lakukan semata karena usaha dirinya saja, yang demikian inilah yang dimaksud ungkapan di atas, "adakalanya seorang berbuat ketaatan, namun masuk neraka"

Na'udzubiLlaahi min dzaalika, semoga Allah melindungi kita dari kondisi yang demikian.

Sahabat,
Mari sejenak kita gerakkan lisan kita untuk bermohon agar Allah menjadikan kita hamba-hamba Nya yang dijaga dan dijauhkan dari perbuatan dosa dan kemaksiatan, dan Allah jadikan kita hamba-hamba Nya yang mampu ikhlash dalam ketaatan yang kita lakukan dengan mengikuti sunnah-sunnah RasuluLlaah shallaLlaahu 'alayhi wa sallam.

Adakalanya rasa malu dan enggan menghinggapi jiwa, saat kita tergelincir melakukan kesalahan, malu pada Allah, sehingga membuat kita enggan untuk memohon ampunan Nya. Sesungguhnya, rasa malu dan enggan untuk bertaubat itu sejatinya adalah hembusan dan bisikan syaithan yang ingin kita tergelincir semakin jauh.

Padahal, ketahuilah sahabat, Allah merindukan kembalinya kita pada jalan Nya yang lurus, pada dekapan kasih sayang Nya yang hangat.

Dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Anas bin Maalik radhiyaLlaahu'anhu bahwa RasuluLlaah shallaLlaahu 'alayhi wa sallam bersabda,

"Sungguh Allah akan lebih senang menerima tobat hamba-Nya ketika ia bertobat kepada-Nya daripada (kesenangan) seorang di antara kamu sekalian yang menunggang untanya di tengah padang luas yang sangat tandus, lalu unta itu terlepas membawa lari bekal makanan dan minumannya dan putuslah harapannya untuk memperoleh kembali. Kemudian dia menghampiri sebatang pohon lalu berbaring di bawah keteduhannya karena telah putus asa mendapatkan unta tunggangannya tersebut. Ketika dia dalam keadaan demikian, tiba-tiba ia mendapati untanya telah berdiri di hadapan. Lalu segera ia menarik tali kekang unta itu sambil berucap dalam keadaan sangat gembira: Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-Mu. Dia salah mengucapkan karena terlampau merasa gembira." (Shahih Muslim No.4932)

Dari Nabi shallaLlaahu 'alayhi wa sallam tentang yang beliau riwayatkan dari Rabbnya, beliau bersabda, "Seorang hamba melakukan satu perbuatan dosa lalu berdoa: "Ya Allah, ampunilah dosaku". Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau akan menghukum karena dosa itu. Kemudian orang itu mengulangi perbuatan dosa, lalu berdoa lagi: Wahai Tuhan-ku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menyiksa karena dosa itu. Kemudian orang itu melakukan dosa lagi, lalu berdoa: Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman: Hamba-Ku telah berbuat dosa dan dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menghukum karena dosa itu serta berbuatlah sesukamu, karena Aku benar-benar telah mengampunimu. Abdul A`la berkata: Aku tidak mengetahui apakah Allah berfirman "berbuatlah sesukamu" pada yang ketiga kali atau keempat kali." (Shahih Muslim No.4953)

Yaa Rabbanaa, demikian besarnya cinta dan kasih sayang Mu pada kami, hamba-hamba Mu yg lemah ini, maka ampuni kami duhai Allah yang Mahamulia.

Karena itu tidaklah benar bila lantas kita berputusasa dari rahmat Allah, dan malah justru menenggelamkan diri kita sendiri dalam kesalahan, dan dosa

Sahabat,
Namun demikian, walau kasih sayang Allah mendahului murka Nya, walau kita yakin dosa dan kesalahan kita yang menggunung akan diampuni Allah sepanjang kita tidak mensekutukan Nya dengan apapun, bukan berarti kita boleh merasa aman dari murka Nya, sehingga kita terlena dalam kemaksiatan, kita asyik larut dalam kesalahan, hanyut terbawa arus dosa. Kita pun harus ingat bahwa Allah itu amat sangat keras siksa Nya.

Allah subhaanaHu wa ta'aala berfirman dalam surah Al-A'raf ayat 96-99

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi"

waLlaahu a'lam

1 comment:

  1. The merit casino - Deccasino
    It is a real-money casino. The casino itself is a good place to try kadangpintar the games. The quality is outstanding. The security 메리트카지노 of หารายได้เสริม the casino is

    ReplyDelete